Curah hujan
(Presipitasi )
Hujan adalah
peristiwa jatuhnya butir-butir air dalam bentuk cair atau padat menuju bumi.
Hampir seluruh hujan didaerah tropis berbentuk cair, sedangkan di daerah kutub
berbentuk es atau salju. Salju terbentuk karena sublimasi uap air pada
temperatur dibawah titik beku , sedangkan es terbentuk karena butir-butir air
terangkat sampai ditempat yang temperaturnya dibawah titik beku.
Besar kecilnya curah hujan antara lain dipengaruhi oleh arus
udara, besarnya perairan, intensitas panas matahari, topografi serta banyak
sedikitnya asap pabrik dan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, besarnya
curahhujan berbeda-beda menurut waktu dan tempat.
Besarnya curah hujan dapat diukur dengan gelas ukur (rain
gauge ).alat itu ada dua macam, yaitu alat pengukur curah hujan biasa dan alat
pengukur curah hujan otomatis. Tujuan pengukuran curah hujan adalah untuk
mengetahui jumlah dan intensitas curah hujan yang turun di permukaan yang datar
tanpa memperhatikan adanya air yang meresap, mengalir, dan menguap. Satuan yang
digunakan adalah laju curah hujan dalam jangka waktu tertentu, misalnya mm/jam.
Berdasarkan besarnya
curah hujan, hujan dikelompokan menjadi tiga, yaitu hujan gerimis
atau rintik-rintik (kurang dari 2,5mm/jam) , hujan sedang (2,6 - 7,5mm/jam),dan hujan lebat(lebih dari 7,5mm/jam). Di dalam peta, daerah yang
memiliki curah hujan yang sama dalam suatu periode dihubungkan dengan garis isohiet.
Berdasarkan
terjadinya, hujan dikelompokkan menjadi 3 ,yaitu hujan konveksi, hujan
orografis, dan hujan frontal.
1) Hujan konveksi
Hujan konveksi terjadi karena pemanasan
radiasi matahari sehingga udar permukaan akan memuai dan naik secara vertikal.
Hujan konveksi juga disebut hujan tropik atau
hujan zenital karena terjadi di
daerah equator (tropik) saat matahari berada di titik zenit. Jika massa uap air
banyak, maka akan terbentuk awan cumulonimbus yang tinggi. Hal itu akan
mengakibatkan hujan lebat (heavy shower),
tetapi tidak berlangsung lama dan hanya mencakup daerah yang sempit. Hujan
konveksi tidak efektif untuk pertumbuhan karena air hujan sebagian besar jatuh
ke bumi dalam bentuk arus permukaan.
2) Hujan orografis
Hujan orografis terjadi karena udara yang
mengadung uap air naik ke daerah pegunungan. Makin ke atas suhu udar makin
dingin sehingga terjadilah proses kondensasi dan kemudian terjadilah hujan di
lereng pegunungan, sedangkan lereng sebelahnya bertiup angin terjun yang kering
dan panas. Daerah tempat terjadinya angin terjun itu disebut daerah bayangan
hujan (rain shadow).
Lihat juga video proses terjadinya hujan
ya..
3) Hujan frontal
Hujan frontal terjadi karena pertemuan
massa udara panas dengan massa udara dingin. Daerah pertemuannya disebut daerah front. Oleh karena massa udara
panas kurang padat sehingga naik diatas massa udara dingin dan terjadi
kondensasi, kemudian menjadi hujan.
Semoga bermanfaat ..
Salam pecinta langit.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar